Hunting Aurora Borealis in Norway

Salah satu alasan utama kuliah di eropa utara adalah untuk mewujudkan bucket list yaitu melihat northern lights secara langsung. Pada akhir Desember 2018, kami ber 14 traveling ke Tromsø dan Lofoten, dua kota paling utara Norway. Kami berangkat pada tanggal 23 Desember dari Stockholm dan kembali ke Stockholm pada tanggal 31 Desember. Sebenarnya rencana ingin berburu aurora sudah dibicarkan sejak bulan September. Menurut tetua, peluang tertinggi melihat aurora (KP index) itu pada bulan November atau Januari. Hanya saja, Desember adalah satu-satunya jadwal liburan karena natal, jadilah kami memilih tanggal tersebut dengan resiko. Oiya awalnya rencana mengambil penerbangan dari Stockholm ke Tromsø. Hanya saja, karena saya dan satu orang lagi udah ga under 26 pada waktu itu, kami memilih jalur darat, kereta jarak jauh Swedia-Norway. Biaya buat tiket pesawat dewasa bisa nambah hampir 600kr sendiri. Ada kereta dari Stockholm menuju Narvik. Dengan harga 700kr PP.

Kami berangkat pukul 18.00 dan sampe Narvik pukul 13.15. Hampir 19 jam perjalanan. Berhemat ala mahasiswa. Sebenernya, kereta yang kami tumpangi tidak terlalu nyaman, karena kami satu gerbang dengan para anjing. Iya, ada beberapa ekor anjing yang tidak terlalu kalem. Oiya, dan kami baru tahu, petugas sama sekali tidak memeriksa tiket. Jadi, tidak bayarpun hanya Allah ya tahu, eh tau-tau udah bisa sampe Norway.

Stasiun Narvik

Sesampai di Narvik, beberapa orang teman kami menjemput mobil yang sudah kami booking sebelumnya. Kemudian kami bergegas menuju Airbnb di Tromsø. Oiya, jarak antara Narvik dan Tromsø itu sekitar 230 km. Kami membutuhkan waktu sekitar 5 jam hingga sampai ke penginapan. Meskipun untuk kecepatan normal, kami harusnya bisa sampai dalam 3.5 jam, tetapi nyetir di jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sangat tidak mudah. Untuk menuju penginapan kami yang di agak ketinggian, mobil kamipun slip. Oiya karena kecerobohan saya, entah kapan tepatnya saat kejadian mobil slip, saya menjatuhkan handphone saya, yang baru saya sadari setelah 1 jam kemudian. Dengan kemurahan hati teman-teman, kami kembali ke tempat kejadian mencari handphone. Alhamdulillah ketemu setelah cukup lama mengitari daerah tersebut. Mungkin karena sudah ditutupi oleh salju jadi tidak diambil orang atau emang karena tidak ada sama sekali yang lewat jalan itu. Wallahualam. Padahal awalnya saya udah ikhlas aja.

Para Pencari Handphone di Pinggir Pantai Tromso

Buat makanan sendiri, kami membawa bekal dari Stockholm buat hari pertama dan kedua. Kami juga jaga2 bawa bahan makanan karena katanya supermarket di Norway tutup h-1 natal. Pernah juga kami harus berhemat karena memang stok makanan menipis dan tidak ada supermarket yang buka.

Hari ke 3, tepatnya tanggal 25 Desember, kami menuju Ramfjordbotn yang sebenarnya direncanakan berangkat pagi. Namanya juga Airbnb dengan satu kamar mandi, rencana berangkat pagi tinggalah wacana. Sebenernya kami tidak berencana menuju Ramfjordbotn tetapi karena di tengah jalan melihat pemandangannya yang bagus, akhirnya kami berhenti di sana, mengambil foto bermain salju. Ini lah kali pertama saya mengalami white christmas. So beautiful!

Para Penerima Beasiswa di Ramfjordbotn

Karena jam 2 siang aja udah gelap banget lebih baik pulang dan malamnya kami ke Ersfjordbotn untuk tujuan utama. Berburu aurora. Malang tidak dapat dielakkan, sudah berdingin dan berangin, aurora pun tak kunjung muncul. Kami pulang dengan tangan hampa. Oiya, kami juga sempat mengunjungi gereja di sana.

Hari ke – 4 (26 Desember) yang kami rencanakan mengunjungi tempat-tempat menarik lain akhirnya tidak jadi dan menghabiskan waktu bersiap-siap menuju Lofoten. Sebelum menuju lofoten, kami sempatkan mampir kembali ke Ersfjordbotn. Pemandangan siang harinya juga cukup menawan.

Ersfjordbotn di siang hari, salah satu spot hunting aurora.

Berangkat sekitar pukul 1, akhirnya kami sampe udah malem di Lofoten. Lofoten ini adalah desa yang literally desa. Jarak antara rumah dengan rumah lainnya sangat berjauhan. Di depan rumah ada danau beserta pemandangan ikan yang dijempur dan di belakang rumah adalah gunung. Benar-benar desa yang ada dalam impian saya. Airbnb ini cukup creepy. Beberapa teman saya mengalami kejadian horor di sini. Hari ke – 4 berakhir dengan tidak kemana-mana dan beristirahat saja.

Breakfast with View

Hari ke 5 (27 Desember) siang kami jalan-jalan di pusat kota Lofoten. Menyetok makanan. Oiya, kami sempatkan membeli reindeer dan daging paus buat dimasak. Di sini, reindeer dan paus diperjualbelikan secara legal. Kesimpulan saya, daging reindeer lebih amis dari daging kambing dan daging paus yang tidak enak. Tapi mungkin worth it untuk dicoba sekali seumur hidup. Malamnya kami mengunjungi kota nelayan di sana. Yang lagi-lagi karena gelap tidak tampak begitu menarik. Sebelum pulang kami sempatkan ke suatu lapangan sepak bola yang entah apa kaitannya dengan Viking. Pas lagi di tengah lapangan, mati lampu donk! Mau balik ke mobil susah banget. Malampun dihabiskan dengan nonton Blackmirror, UNO, dkk.

Hari ke 6 (28 Desember) kami menyetok makanan dan berkunjung ke Hamnøy. Pemandangan Hamnøy persis seperti yang ada di wallpaper Trello. Bagus banget. Mungkin kalo agak terangan, akan lebih bagus lagi.

Hamnøy

Malamnya kami pulang dan bersiap untuk menjemput aurora. Jadi, kami akan mulai hunting jam 2an. Karena KP index yang diprediksi akan cukup bagus. Hari ke 6 itupun datang. Kami mencari tempat tanpa polusi cahaya di sana. Aurora yang cukup tipis. Kalo dilihat dengan mata telanjang hanya seperti awan putih yang menari. Tetapi, karena gerakannya cukup cepat dan formasi yang berbeda dengan awan biasa, jadilah kami sadar kalo ini aurora. Butuh settingan kamera yang pas untuk menangkap gambar aurora. Dan itupun, saya tidak dapatkan haha. Beruntung karena teman kami membawa tripod dan jago mengatur kamera. Oiya, padahal kamera saya dan dia sama persis. Tangkapan foto aurora versi saya goyang semua. Seperti shadow hijau.

Northern Lights

Hari ke 7 (29 Desember) kami menuju pantai Kvalvika. Ini bukan pantai biasa, karena penuh badai. Badai pasir di pantai yang bukan main-main. Berikutnya menuju Nusjford sebuah desa nelayan yang bagus banget yang menurut saya wajib dikunjungi

Nusjford

Karena malemnya berburu aurora sampe pagi, akhirnya hari ke – 8 (30 Desember) dihabiskan dengan istirahat untuk hunting malam harinya. Hari-hari yang dihabiskan dengan memasak, Netflix, Uno, Kartu, dll. Entah karena udah kelamaan liburan, saya sendiri juga udah capek banget mau keluar. Malampun datang, aurora tidak kunjung keluar!

Hari ke – 9 (31 Desember), bersiap pulang. Perjalanan 19 jam pun kembali kami tempuh dan beruntungnya tidak segerbong lagi dengan anjing-anjing.

Hanya dengan aurora yang tipis. Tapi kami sangat senang karena selain hunting aurora, ada tempat-tempat yang begitu indah yang bisa kami kunjungi. Bahkan, sepanjang jalan di Lofoten itu sangat cantik. Danau, gunung dan salju tentunya.

Northern Lights Hunters

Berikut link itinerary yang bisa diikuti. Secara total saya menghabiskan sekitar 4000kr atau kurang lebih 6 juta rupiah. Melingkupi tiket kereta pp Stockholm Narvik, sewa mobil 8 hari, Airbnb, dan makan. Oiya, kami sama sekali tidak makan di luar.

Katanya Natgeo, tempat untuk melihat aurora paling bagus itu di Abisko, Sweden. Tapi kaminya malah ke Norway 😀

Advertisement

3 thoughts on “Hunting Aurora Borealis in Norway

  1. Aw you’re so lucky to have seen the northern lights with your own eyes! Saya dulu daftar kuliah ke Norway pretty much for the same reason you mentioned in the first sentence lol – but ended up going to another continent. Saw a super weak aurora once there, nothing remotely close to what you captured in that gorg pic though 🙂 anw, I just hit follow! Salam kenal!

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s